Laman

Senin, 30 Agustus 2010

Kita Ketahuan Memelihara Cinta yang Keterlaluan

#1
Aku :

padahal pagi-pagi sudah kukumpulkan embun di rerumputan hijau.
kusimpan mereka di lembar-lembar puisiku agar bening cinta kita
selamanya hening bersanding disetiap larik dan bait
begitupun saat siang datang dengan teriknya
walau berpeluh sekujur tubuh kuikat semua bayang-bayang yang
selalu sudi memperlihatkan hitam putih cinta kita
kuseret mereka sembunyi di alunan lagu-lagu
agar lebih berwarna kala harus mengalun dengan indah bersama nada-nada
dan di malam yang hadir dengan pekat yang rajin mendekat
kupetik bintang-bintang yang tersisa di langit gelap
kupijarkan mereka dalam untaian doa-doa
biar suluh cinta kita tak berubah luruh hingga akhirnya meredam padam

#2
Kau :

sejak kemarin sangat rajin kau kumpulkan daun-daun kering yang berguguran
meski musim gugur tak hadir sesuai penanggalan yang diatur
kau bakar mereka diruang-ruang kalbu yang sering kelabu dan berabu
hari inipun tak lagi kau menghitung waktu yang terus saja berdengung
semangatmu tetap nyala dalam menyalin jejak-jejak yang telah terjejal
dengan rapih kau susun mereka di rak-rak jantung; tempat kau gantungkan juga
nurani yang dengan berani kau pindahkan dari hati
dan untuk esok yang kan menjelang telah kau persiapkan segudang asa
akan pergi kau di ufuk yang hilang untuk bilang kepada bidadari-bidadari
“ jangan dulu pergi mandi meski pelangi hadir dengan wangi yang baru ”
karena untuk sementara wangi pelangi hanya akan berpendar di lingkaran cinta kita

#3
Kita :

kemudian kita bertemu : kemarin, hari ini dan esok di tiap nama-nama waktu
entah pagi, bila siang dan juga malam menautkan semua rindu,
mempersatukan segala cinta, menamatkan seluruh gelora dalam kegilaan dan
keniscayaan yang tentu saja tak bisa diharapkan berjaya.
ah, mengapa semua puisiku, laguku dan doaku tak kembalikan kesadaran bahwa
memilikimu adalah mimpi-mimpi tertelan ilusi yang pergi jauh mengungsi dari nyata
pun kenapa daun-daun kering itu, jejak-jejak itu, bidadari-bidadari itu; semuanya
sepakat bisu tak menjawab tanyamu kenapa memilikiku bagaikan nyata yang hadir
dalam wujud mimpi-mimpi tertawan halusinasi


o, ini jelas nyata bukan lagi mimpi
kita ketahuan memelihara cinta yang keterlaluan



Gorontalo, 16 November 2009
Dini Hari. 03.30

1 komentar: