Laman

Senin, 30 Agustus 2010

Dua Perjumpaan

1/
Perjumpaan dengan O

Tiba-tiba saja kau telah menjulang di sampingku. Mensejajarkan bayang, menautkan tayang. Jika yang sedang kulakukan ini adalah berlari, maka hanya angin yang aku cari. Kau serupa arah yang terpelihara pasti di setiap ujung telunjuk. Biarkan aku membujukmu, tuk jangan berpindah lagi. Pergi dalam bentuk lain yang pastinya susah tuk kukenali. Lihatlah, di kanan kiriku adalah kekosongan, di depan belakangku hanya kehampaan. Maka, kau sukalah selalu temani aku berlari, mengejar angin tuk menitip ingin. Jika letih benar-benar tunai, adakah bebunyian yang bisa kusemai ?

Tiba-tiba saja kau telah menjulang di sampingku. Dan punahlah sepiku.


2/
Perjumpaan dengan M

Aku tak perlu mengingat nama jalannya. Cukup kuseret saja sosokmu secepatnya mengejar takdir malam. Kita akan lunaskan kerinduan yang kian candu. Apa-apa yang sempat kita khayalkan sebelumnya adalah ilusi embun ujung senja. Kita akan sambungkan lagi rencana-rencana yang terpenggal di bait-bait sajak. Dan kita lacak segala jejak-jejak yang masih serupa janji. Kau tersenyum dan kulihat rembulan luruh. Betul adanya, kau ini adalah suruhan langit tuk sua aku si titipan bumi. Di titik malam, sempurna cahaya mengapit cinta kita yang telah bersemi.

Saat kembali pulang, jalan yang kita lalui benar-benar telah lenyap namanya. Hilang di ingatan kita yang mendadak hanya punya satu nama jalan : BAHAGIA .


Gorontalo, 12082010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar