Laman

Minggu, 29 Agustus 2010

Cerita Tentang Aku


Adalah arti hidup yang kukejar di pecah sepi. Rencana terancang sempurna tanpa risaukan terkaman bencana yang selalu mencekam. Tengadah tangan menadah debu-debu angan yang terus berjatuhan dari langit merah. Hendak berbalik pun berbelok langkah, tetapi pelik terlalu mencolok singkirkan kemudahan yang ditawarkan bayang jiwa. Enggan jua hati meniti jejak-jejak terwaris dari kenangan silam. Remang membawa gamang terus menggariskan nasib yang tak pernah lurus meski cahaya telah kuikat ketika fajar menyingsing.

Pada malam menukik subuh tak alpa kurapalkan doa-doa tentang napasku yang telah terjebak di fase kegalauan. Apakah terlalu pekat dosa merimbun di ranting-ranting khilaf ? Namaku tereja kian asing di bibir-bibir penjelajah waktu. Tuturanku menjelma mantra-mantra sesat yang sesaat kilaukan keberhasilan di ladang-ladang usaha. Hanya dengan puisi aku mengisi kehampaan belantara hidup dan menyelaraskan aliran airmata dengan sekeping tawa tiada warna. Elegi harus pergi tinggalkan wangi di tubuh bahasa yang sekian lama menggigil oleh bahana resah kata-kata. Riwayatku tak sudi lagi tersayat haru biru kegagalan diri membaca arah cinta pergi berlabuh.

O, kalian yang mengenalku. Lupakan aku bila cerita ini meretas jalan keliru memahami sebuah deretan aksara. Inilah kesungguhan lenguhan rotasi nasib. Inilah hasrat terakhirku ; melepaskan diri dari belenggu takdir.


Gorontalo, 22042010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar